PREACHER CLUB: FALSE EVIDENCE APPEARING REAL (FEAR)

Banyak kita dari hari-hari ini menghadapi situasi yang sangat tidak menentu. Sejak awal tahun 2020 kita mengalami sebuah peristiwa baru yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya dunia dapat diguncang dengan pandemi sebesar ini dengan kurun waktu yang demikian panjang. 

Diawal tahun ini ketika saya mempersiapkan rencana kerja tahun 2021, Firman Tuhan dalam 1 Korintus 13:13, mengingatkan setiap kita bahwa dalam keadaan yang tidak menentu, di tengah kondisi ekonomi yang melambat, kasih hendaknya menjadi hal yang terutama dalam setiap laku usaha yang kita jalankan

Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. (1 Korintus 13:13), kalimat ini merupakan konklusi dari perikop kasih.

Dan kata kasih yang digunakan dalam bahasa Yunani-nya  ἀγάπη / אַהֲבָה (agape) yang berarti kasih tanpa batas, layaknya kasih Tuhan terhadap manusia. 

Dan jika kita membedah 1 Korintus 13, setidaknya ada 3 point yang dapat kita pelajari sehubungan degan kasih agape tersebut

  1. Love is Foundational 

Kasih seharusnya menjadi dasar dari segala sesuatu yang kita lakukan  (1 Korintus 13: 1-3)

Kita belajar bahwa sebetulnya tanpa kasih, semua yang kita perbuat itu percuma. Karena pada dasarnya Tuhan adalah kasih, Ia yang terlebih dahulu memberikan teladan tentang mengasihi. Jika kita tidak mengasihi, artinya kita tidak mengenal Tuhan yang adalah kasih itu sendiri; yang telah lebih dahulu mengasihi kita. Tidak mungkin seorang berkata aku mengasihi Tuhan sementara ia membenci saudaranya itu. Karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Tuhan, yang tidak dilihatnya. 

  1. Love is Adaptable 

Kasih adalah sifat dasar Tuhan yang bisa ditiru  (1 Korintus 4-7)

Karena kita telah mengenal dan telah mengalami kepenuhan kasih dari Tuhan yang adalah kasih itu sendiri maka, barangsiapa tetap berada di dalam kasih, berada di dalam Tuhan dan sebaliknya. Dalam hal inilah kasih Tuhan menjadi sempurna di dalam kita, sehingga memiliki keberanian untuk tetap setia kepada Firman dan merefleksikannya secara nyata dalam kehidupan kita sehari-hari terdahap sesama.  

3. Love is Duplicable 

Pengharapan dan iman kepada kristus yang memampukan kita untuk bukan hanya mengasihi. Tetapi juga dapat membagikan kasih dan menularkan sifat kasih tersebut kepada orang lain (1 Korintus 8-12) 

Kita telah belajar pada poin pertama bahwa jika Tuhan begitu mengasihi kita, kita pun harus mengasihi satu sama lain. Sebab barangsiapa mengakui bahwa Yesus itu Anak Tuhan, Tuhan hidup bersatu dengan orang itu, dan orang itu pun hidup bersatu dengan Tuhan. 

Maka dari itu, Kasih yang nyata dan terimpartasi dalam kehidupan nyata setiap orang percaya itu hasilnya dapat dirasakan oleh dunia. Kasih yang dapat dirasakan secara nyata akan berdampak terhadap lingkungan dimana setiap orang percaya tersebut hidup.

Jika ketiga hal diatas ini dapat terwujud maka kasih Tuhan dapat menjadi nyata dalam lingkungan dimana kita berada. Dan kasih yang nyata tersebut akan mendatangkan damai sejahtera serta sukacita di tengah ketidakpastian yang sedang terjadi hari hari ini. 

FirmanNya dalam 1 Yohanes 4:18 jelas berkata bahwa  

“Orang yang menikmati kasih Tuhan, tidak mengenal perasaan takut; sebab kasih yang sempurna melenyapkan segala perasaan takut. Jadi nyatalah bahwa orang belum menikmati kasih Tuhan dengan sempurna kalau orang itu takut menghadapi Hari Pengadilan.” 

Mereka yang mengalami kepenuhan kasih Tuhan tinggal tenang dan memiliki kepercayaan teguh akan pemeliharaan Tuhan atas masa depannya. Mereka sadar bahwa hari depan tidaklah menentu dan banyak hal mungkin kenyataannya akan berbeda dari apa yang telah mereka rencanakan, namun perlindungan Tuhan tetap atasnya. 

Akhir kata, hendaklah kasih menjadi dasar dari setiap rencana hidup kita, karena pada dasarnya apapun yang kita kerjakan dan yang menjadi fokus utamanya adalah untuk menjadi berkat bagi lingkungan dimana kita berada.

Oleh Irvan