Pagi itu, Irene nampak gusar. Bulan Desember hampir berakhir, tapi tak ada satupun resolusi yang ia tulis terealisasi. Irene merasa gagal dan ia merobek list resolusi tahun ini. Irene sudah optimis semua akan terlaksana dan planning yang disusun rapinya pasti tercapai. Tapi sekarang di penghujung tahun, hanya penyesalan yang menanti.
Berapa banyak dari kita mengalami hal serupa dengan Irene cape-cape buat resolusi namun ujungnya hanya tercapai beberapa. Itu juga sudah puji Tuhan! Nah kalau tidak ada sama sekali? Kadang rasa gagal dan mau menyerah selalu membayangi kita. Tapi apa benar kalau resolusi terlaksana menjadi patokan keberhasilan kita di tahun tersebut?
Jawabannya bisa ya bisa tidak.
“Ya” berarti menunjukan kita adalah pribadi yang konsisten dan memiliki daya juang dalam mewujudkan apapun goals kita tahun ini.
“Tidak” karena menandakan bahwa apapun rencana kita pasti ada faktor eksternal maupun internal yang membuat tidak terealisasi, dan itu bukan masalah karena bisa menjadi bahan evaluasi kita ke depannya. Contohnya, di tengah pandemi ini, sudah seberapa banyak cerita yang kita dengar bahwa pekerjaan, proyek bisnis ataupun liburan menjadi di-pending?
Daripada berlarut-larut galau ada baiknya kita coba me-review resolusi yang kita buat.
Pertama, kenali apa yang menjadi visi hidupmu lalu jika terlalu banyak yang ingin kamu capai coba pusatkan perhatian pada satu tujuan yang paling memberikan dampak jangka panjang. Misalkan, pekerjaan. Kalau rencana liburan sepertinya bisa kita taruh di nomor kesekian setelah pekerjaan ini selesai.
Kedua, resolusi kita bisa dituangkan dalam tulisan maupun visual apa saja. Saat kita membuat list penting untuk sebelumnya merefleksi diri apakah itu sesuai dengan skill yang dimiliki. Jika memang belum memadai, bisa diselipkan dalam jurnal harian yang dibuat untuk mengasah skill tersebut seperti les privat atau mengikuti seminar pelatihan online.
Mungkin banyak dari kita sudah membuat ini guna memudahkan mengatur to-do-list yang akan dilakukan selain itu sebagai buku diary. Dengan menulis jurnal harian seorang individu lebih memiliki tujuan dan memudahkan mengatur skala prioritas selain itu sebagai sarana perenungan. Seperti kisah Raja Daud dalam kitab mazmur dia menuangkan segala peristiwa yang dialami baik suka duka bagaimana perjalanan hidupnya menghadapi kecemasan,ketakutan, dan penyerahan penuh pada Tuhan.
Siapa tahu melalui tulisan yang dituangkan lebih mampu mengatur emosi perasaan kita dan menjadi pertimbangan bagaimana mengambil langkah selanjutnya. Yang penting, saat menuliskannya kita harus menjadi diri sendiri jujur karena tidak ada satupun orang yang akan membacanya. This is what happened, and this is how I feel about it. Momen dimana kita mengakui, menulis dan berhenti menuliskannya itu sama dengan memberikan diri ruang dan waktu untuk menyelami emosi yang ada.
Terkadang setelah membuat jurnal harian permasalahan yang ada tidak langsung terjawab. But its okay, mungkin setelah lewat beberapa waktu baru kita menemukan titik terangnya. Saat kita membaca kembali tulisan terbuat sadari atau tidak kita melihat bagaimana Tuhan bekerja disana dan itu bukan menjadi masalah besar lagi. Percaya atau tidak itu berefek dengan membangun kepercayaan diri masing-masing individu. Jika mengalami peristiwa itu kembali kita tidak perlu takut. Because you can know that God is working and it will be okay because you’ve seen it worked out before.
Apabila kita telah menyelesaikan suatu resolusi , boleh juga untuk merayakan kesuksesan kecil yang telah dicapai, selama perjalanan setahun ini. Misalnya dengan shopping, liburan, atau memanjakan diri me time.
Ketiga, ini yang menjadi dasar dari resolusi kita adalah melibatkan Tuhan dalam setiap apapun tujuan kita. Sediakan waktu untuk berdoa, berbicara heart to heart denganNya. Percayalah Tuhan terlebih rindu melihat kita sebagai anak-anakNya menjadi umat lebih pemenang dalam segala aspek. Tapi, yang harus kita ingat apapun kehendak dan cita-cita kita Tuhan tahu apa yang lebih kita butuhkan. Seringkali, tawar hati mendera apabila kenyataannya tidak sesuai dengan keinginan kita. Mungkin saat ini rencana Tuhan tidak bisa terselami akal pikiran kita tapi imani itu semua mendatangkan kebaikan bagi kita semua.
Semangat mengawali tahun 2021 dengan perubahan yang lebih baik!
Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang (Amsal 23:18)
Jessica Adella