HAPPINESS IS …

Pada masa yang menurut banyak orang sulit seperti sekarang ini, kita perlu memiliki hikmat dalam menjalani hidup.

Banyak di musim sekarang ini yang harus kehilangan pekerjaan, pelaku bisnis menghadapi banyak tantangan. Dan bagi mereka yang memiliki anak usia sekolah, harus menyisihkan waktu untuk mengajari anak-anak yang sekolah online. Semua berada dibawah tekanan yang mengakibatkan kita semakin mudah untuk meluapkan amarah. Terdengar familiar?

Raja Salomo disebutkan didalam Alkitab sebagai seorang raja yang penuh hikmat; melebihi semua manusia yang pernah hidup.

Pengkotbah 2:1 dibuka dengan pernyataan bahwa menyenangkan diri sendiri itu adalah sesuatu yang sia-sia. Aneh bukan?!

Pengkotbah 2:1-26 menggambarkan dengan jelas bahwa sudah menjadi keinginan semua manusia untuk hidup bahagia. Kita mengejar kebahagiaan dengan ide kita masing-masing; mencari uang untuk mendapatkan rumah yang megah, memiliki taman yang indah. Untuk mendapatkan pengakuan atas pencapaian kita.

Tapi Salomo dengan jelas mengatakan bahwa semua itu adalah kesia-siaan.

Namun demikian, bukan berarti kita tidak boleh mendapatkan kebahagiaan didalam hidup ini atas pencapaian dan kerja keras kita. Pada ayat 2:26 ditulis bahwa segala yang kita lakukan itu harus didasari oleh Tuhan dan untuk Tuhan.

Sudah selaraskah apa yang kita ingini dengan apa yang Tuhan inginkan?

Apakah yang kita kerjakan sudah menyenangkan hati Tuhan?

Adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus kita tanyakan kepada diri kita sepanjang perjalanan hidup.

Ada satu hukum yang terutama dalam hukum taurat.

Mat 22:37-39. “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Mengisi hidup kita dgn segala sesuatu yg indah dan keliahatan baik itu tidaklah salah. Namun, segala sesuatunya harus didasari dengan kasih kepada Tuhan dan sesama.

Apakah ada di dalam hidup kita yang menghalangi kita untuk bisa taat menyenangkan hati Tuhan, memenuhi hukum kasih?

Apakah ada hal yang kita kasihi lebih dari Tuhan?

Seperti yang tertulis, Pengkhotbah 2:26 bahwa Allah memberikan hikmat, pengetahuan dan kebahagiaan kepada orang yang menyenangkan hati-Nya.

Kita dapat meminta kepada Tuhan untuk memberikan kepada kita hati yang rindu, lebih peka dengan keinginan Tuhan; menyenangkan-Nya.

Setelah kita mengkaji tujuan dan segala yang kita lakukan, menyelaraskanyna dengan value yang Tuhan kita miliki, saya percaya bahwa kita dapat hidup lebih berbahagia, mengurangi stress yang tidak perlu.

Saya berharap bahwa kita semua dapat melewati musim ini dengan hikmat, pengertian, dan sudut pandang yang baru.

Agar kita boleh keluar sebagai pemenang di penghujung musim ini.

God bless!

Ivana Gunawan