Di masa sekarang banyak orang yang memilih untuk tidak banyak beraktifitas. Namun, salah satu jemaat IFGF Bandung, Mutiara menolak untuk diam saja dan mengajak beberapa penjahit untuk memproduksi masker kain.
Ketika pandemic Covid-19 mulai berdampak ke kota Bandung, dan pemerintah mulai menghimbau untuk melakukan social distancing, banyak bisnis yang merumahkan karyawannya. Mutiara mendengar cerita dari asisten rumah tangganya kalau tetangganya banyak yang terkena PHK atau dirumahkan sehingga mereka mulai kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, kelangkaan dan tingginya harga masker (surgical mask) membuat Mutiara dan keluarga mencoba mencari alternatif. Sisa stok kain dari produksi produk anak dan baby menimbulkan ide untuk pembuatan masker kain. Masker yang diproduksi adalah masker 3-ply atau masker dengan filter di bagian tengah dengan lapisan anti air sehingga diharapkan dapat menyaring partikel semaksimal mungkin.
Suami dari Mutiara menjadi penggerak dari produk ini. Beliau lah yang mengukur dan membuat pola, juga membuat sample produk. Setelah rasanya pas ketika dicoba, barulah para penjahit membuat masker-masker tersebut sesuai dengan pola yang sudah dibuat sebelumnya. Anak-anak mereka juga turut dilibatkan dalam pembuatan masker ini. Menjadi model untuk sample, untuk foto, serta ikut membantu dalam pangemasan barang juga. Seluruh anggota keluarga terlibat dengan sepenuh hati.
Rasa syukur akan berkat Tuhan mendorong Mutiara untuk membantu orang lain melalui pembuatan masker kain ini. “Saya masih punya keluarga, semua sehat. Walaupun secara bisnis mungkin susah tapi kebaikan Tuhan terus ada. Dari situ, saya, suami dan anak-anak juga berpikir kita sudah diberkati banyak sama Tuhan. Walaupun masa ini sulit, tapi kenapa gak coba berkati orang lain juga. Mulai dari yang dekat, apa yang kita bisa bantu buat mereka…”
Ibrani 13: 16, “dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban demikianlah yang berkenan bagi Allah.”
Mutiara
iCare Full Heart