This Single Mother Work From Home and Earns $1000/Week

Yang sering browsing internet pasti pernah baca iklan-iklan semacam ini yang isinya menjanjikan gaji ribuan dolar, tanpa pengalaman atau keahlian dan cukup duduk manis di rumah. Jangan di-klik ya, hampir pasti itu tipu-tipu. Tapi, walaupun iklannya tipu-tipu, konsep bekerja dari rumah bukanlah hoax. Pandemi selama 2 tahun terakhir mempopulerkan konsep WFH tapi sebelum pandemi pun cukup banyak yang memilih bekerja WFH dengan segala macam keuntungan dan kerugiannya, termasuk saya. Saya bekerja WFH sejak Maret 2012 sampai sekarang melalui platform kerja freelance Upwork.com.

Tentu saja, selain Upwork masih ada banyak platform dan pekerjaan online lainnya termasuk jualan online di marketplace. Tapi, untuk artikel ini saya hanya membahas soal pengalaman kerja online berdasarkan skill (design, writing dll) dan bukan berdagang. Kenapa Upwork? Bukan berarti Upwork terbaik tapi karena saya menggunakan Upwork dari awal dan belum pernah mencoba platform yang lain. Upwork itu apa sih? Upwork itu website yang mempertemukan pencari kerja dan pemberi kerja. Kerjaan yang ditawarkan tentu saja semua jenis pekerjaan yang bisa dikerjakan lewat internet, contohnya software development/programming, book/article writing, design, voice over/dubber dll.

Sebelum kita membahas lebih dalam tentang Upwork, ada baiknya saya kasih tahu dulu keuntungan dan kerugian WFH. Keuntungan kerja WFH:

  1. Tidak terikat tempat, asal ada koneksi internet mau di Bali atau di Lembang tetap bisa kerja. Waktu istri saya kuliah lagi di Jakarta, saya bisa menemani di sana cukup bawa laptop tanpa repot ijin ke perusahaan tempat kerja.
  2. Flexible, saya bisa kerja di rumah sambil jaga anak. Mau sambil gendong anak bobo juga bisa sambil ngetik pelan-pelan di depan komputer. Waktu nggak habis di kemacetan, bisa ngeliat anak tambah gede tiap hari, bisa bagi-bagi pekerjaan rumah dengan pasangan.
  3. Bisa tetap mencari uang dalam kondisi eksternal apapun. 2 tahun lalu, di tempat kerja saya ada rekan yang tinggalnya di satu negara yang lagi kerusuhan besar dan hampir perang saudara. Listrik mati, jalanan penuh dengan milisi yang saling tembak-tembakan dan internet ga stabil. Dia tetap kerja pakai aki mobil yang dimodifikasi untuk charge laptop. Walaupun negaranya inflasi parah, gajinya masih dalam US dolar jadi dia relatif  aman secara finansial walaupun kesulitannya adalah mencari bank lokal yang bisa memproses transferan gaji di tengah perang.
  4. Skill lebih penting dari gelar/kampus. Tentu saja ada juga pemberi kerja yang mengharuskan pendidikan minimal atau pengalaman kerja tapi secara umum asal skill-nya bagus, mereka ga terlalu peduli kita lulusan mana dan punya gelar apa.

Kedengarannya enak ya? Bisa kerja dari Bali, di pinggir pantai sambil liat anak main pasir, bebas gitu kesannya. Tapi, yah ada kerugiannya juga:

  1. It’s a lonely job. Di tempat kerja tidak ada rekan yang sekota dan umumnya beda kota/negara. Kerja WFH seperti ini biasanya jarang bisa ketemu rekan kerja karena domisilinya sering beda kota/negara. Sehari-hari kontaknya cuma lewat chat  atau video call tanpa bertemu langsung. It gets lonely sometimes.
  2. Tidak ada jenjang karir. Tergantung pemberi kerja, tapi biasanya jarang ada pemberi kerja yang memberikan jenjang karir. Salah satu alasan pemberi kerja mencari pekerja lewat platform online karena biasanya tenaga kerja dengan skill yang sama di negara asalnya akan lebih mahal baik dari segi gaji maupun fasilitas yang harus disediakan.
  3. Pengalaman kerja WFH belum tentu bisa dicantumkan di CV. Waktu diterima di perusahaan saya yang sekarang, saya harus tanda tangan NDA (Non Disclosure Agreement) yang isinya melarang saya untuk membagikan detail/dokumen pekerjaan dan juga melarang saya untuk mencantumkan nama perusahaan mereka sebagai pengalaman bekerja di CV, profil Linkedin dll.
  4. Agak sulit untuk pekerja WFH mengajukan pinjaman ke bank karena statusnya dianggap pekerja freelance. Jangankan KPR, kartu kredit aja kadang susah kok lolosnya. Bukan cuma bank, lolos jadi mantu juga mungkin sulit.
  5. Status sosial di masyarakat kesannya diam di rumah terus ga pernah pergi kerja tapi duit selalu ada, antara makan duit warisan/beban orang tua atau miara tuyul. Beneran loh ini, saya pernah baca ada yang digosipin tetangga miara tuyul karena banyak duit tapi kelihatannya tidur di rumah doang.
  6. Tidak stabil. Saya termasuk salah satu yang diberkati karena sudah 8 tahun saya kerja di perusahaan yang sama tapi umumnya pekerjaan yang ditawarkan di Upwork sedikit yang bisa jangka panjang sampai bertahun-tahun.

Lebih banyak kerugiannya? Ngga juga. Ada yang suka kerja wara-wiri ke sana sini dan ada juga yang lebih suka di rumah, to each his own. Buat yang mau mencoba, berikut ini tips & trik kerja di Upwork.

  1. Ketika mendaftar, gunakan nama sesuai KTP dan pilih nama user yang profesional, jangan pake username yang aneh-aneh. Pastikan juga nama di rekening bank sesuai dengan nama di KTP dan Upwork karena ini penting untuk memproses pembayaran.
  2. Gabung dengan forum Upwork di Facebook dan pastikan baca guideline Upwork sebelum nanya di forum. Dimarahin senior nanti kalau nanya-nanya hal yang sudah ada di guideline
  3. Ketika membuat profile Upwork, pastikan skill yang dicantumkan spesifik karena ada banyak pencari kerja lain dengan skill yang mirip-mirip.
  4. Bisakah mencari kerja di Upwork kalau bahasa Inggris-nya ga lancar? Bisa, masih ada google translate. Tapi, ada tapinya ya, akan sulit untuk mengerti instruksi pekerjaan yang kompleks kalau kemampuan bahasanya kurang jadi sebaiknya kemampuan bahasa dikembangkan.
  5. Baca baik-baik tawaran pekerjaan sampai akhir. Biasanya banyak user baru yang menawarkan proposal ke banyak perusahaan tanpa membaca dengan teliti karena berharap ada yang nyangkut. Pemberi kerja yang sudah berpengalaman biasanya mencantumkan semacam kata sandi di akhir deskripsi pekerjaan yang harus dicantumkan di proposal. Proposal yang asal kirim tanpa kata sandi langsung ditolak.
  6. Hati-hati dengan tipu-tipu. Ada tipe pemberi kerja yang mengancam memberikan rating buruk kalau kita menolak untuk bekerja di luar job description. Ada juga yang memaksa meminta refund sebagian dengan ancaman rating jelek.
  7. Jangan berkomunikasi di luar Upwork sebelum kontrak disetujui. Gunakan fasilitas chat Upwork supaya tidak di blacklist. Ini juga untuk jaga-jaga kalau di kemudian hari ada konflik maka bukti chat bisa digunakan sebagai bukti mengenai kesepakatan awal (job description, gaji, waktu kerja dll).

Mudah-mudahan bisa membantu dan menginspirasi teman-teman semua.

Oleh Ming Fat