Seringkali dunia dimana kita hidup adalah dunia yang melihat atau membedakan kita dengan penilaian-penilaian tertentu yang menurut manusia penting dan perlu dimiliki. Tapi kita perlu bersyukur kepada Tuhan bahwa Ia menilai kita bukan dengan cara manusia menilai. Tuhan menilai bukan dari kondisi fisik kita, kepintaran, pengetahuan, skill atau kemampuan yang kita miliki, tetapi dari sikap hati kita, dan dari iman kita kepadaNya.
Namun bukan berarti, kita memiliki alasan untuk tidak menjadi pribadi yang kompetitif. Karena disatu sisi firman Tuhan katakan bahwa kita semua seperti berada dalam gelanggang pertandingan, yang mana kita pun harus berlari untuk bisa menang (1 Korintus 9:24-27). Untuk bisa menang maka kita semakin hari kita harus menjadi pribadi yang lebih baik dari hari sebelumnya.
Dan perlu kita tanyakan kepada diri kita sendiri, apakah kita sudah menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya dengan sikap dan skill yang kita miliki? Apakah anda sudah menjadi suami yang lebih baik untuk istri anda? Apakah anda sudah menjadi istri yang lebih baik untuk suami anda? Ataukah menjadi orang tua, saudara dan sahabat yang lebih baik dari sebelumnya?
Saya ingin mengajak kita semua untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan dimulai dari mindset atau pola pikir kita. Karena menurut para ahli ternyata pikiran kita dalam sehari bisa berpikir sebanyak 60.000-80.000 pikiran dan sekitar 2.500 – 3.000 pikiran dalam 1 jam.
Jika dalam satu jam saja kita bisa memikirkan ribuan hal, maka jika tidak diisi dengan pikiran-pikiran yang baik, tentu akan bisa merusak kehidupan kita sendiri. Karena itu Paulus menuliskan kepada jemaat di Filipi untuk mengisi pikiran-pikiran dengan:
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar (true), semua yang mulia (noble), semua yang adil (right), semua yang suci (pure), semua yang manis (lovely), semua yang sedap didengar (admirable), semua yang disebut kebajikan (excellent) dan patut dipuji (worthy of praise), pikirkanlah semuanya itu. (Filipi 4:8 TB)
True : yang perlu kita tanyakan setiap kali kita berpikir tentang suatu hal adalah “apakah itu benar?” Jangan sampai kita terjebak dengan hoax, gosip, rumor atau bahkan pikiran-pikiran negatif tanpa mengetahui kebenarannya lebih dahulu. Disini kita juga diajak menjadi pribadi yang apa adanya, pribadi yang real, authentic dan hidup sesuai dengan Firman Tuhan.
Noble : ini mengingatkan kepada kita bahwa kita adalah orang-orang yang diangkat sebagai anak raja, bahkan diberikan status sebagai Royal Priesthood. Karena itu, kita bukannya menjadi arogan tetapi belajar untuk menyadari siapa kita dan tidak hidup sembarangan.
Right : banyak orang ingin pembenaran tetapi tidak mau menghidupi kebenaran. Berpikir dengan benar atau melakukan kebenaran akan membantu hidup kita menjadi lebih baik.
Pure : berpikir yang suci tidaklah sulit, karena hanya memilih untuk berada di sisi yang bersikap etis, baik, benar, maupun jujur.
Lovely : berpikir hal-hal yang manis, berarti bisa melihat keindahan dalam segala kejadian atau keadaan yang terjadi. Karena segala sesuatu ada purpose atau tujuan atau hal yang bisa kita pelajari.
Admirable : banyak orang ingin dikagumi oleh orang lain. Namun apakah kita memiliki pikiran yang bisa dikagumi oleh orang lain? Pikiran yang dikagumi adalah pikiran yang bisa membedakan manakah hal yang baik dan tidak, manakah yang berguna atau tidak, serta manakah yang berkenan kepada Tuhan atau tidak.
Excellent: kita juga diajar untuk memiliki pikiran yang ekselen, yaitu pikiran yang mau terus belajar dan mau diupgrade sehingga bisa menghasilkan hal-hal yang lebih baik dari sebelumnya.
Worthy of Praise: adalah pikiran yang layak diberikan pujian. Pikiran yang layak diberikan pujian adalah pikiran yang memikirkan tentang Tuhan, pribadiNya, karya-karyaNya, jalan-jalanNya, rencanaNya, firmanNya serta kebaikanNya.
Don’t copy the behavior and customs of this world, but let God transform you into a new person by changing the way you think. Then you will learn to know God’s will for you, which is good and pleasing and perfect. (Romans 12:2 NLT)
Karena itu, mari saya mengajak kita semua untuk me-reset mindset atau pikiran kita yang salah, sehingga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi bagi diri kita maupun orang lain.
Oleh Ps Jonathan Kasmin