Tuhan memberi janjinya kepada kita dalam firman-Nya di Matius 11 mengenai kuk yang diberikan-Nya kepada kita adalah kuk yang mudah dan ringan. Namun, seringkali sebagai manusia kita tetap merasa bahwa kehidupan kita, terutama di masa pandemi ini, penuh dengan ketakutan; hal hal yang mencemaskan.
Kita takut akan terkena penyakit ini atau itu, kita takut kehilangan konsumen, kita takut kehilangan mata pencaharian kita, kita takut LDR terlalu lama membuat kita kehilangan pacar kita, dan banyak lagi hal-hal lainnya yang memberi rasa kecemasan.
Sebuah kenyataan bahwa meskipun sudah menjadi seorang Kristen dan memilki hubungan baik dengan Tuhan tidak lantas membuat kita imun dari rasa kecemasan dan ketakutan. Kita masih dapat jatuh sakit, orang lain masih bisa menyakiti kita; fisik ataupun perasaan, hidup masih dapat terasa menyakitkan dan berat. Yang membedakan kita adalah bahwa kita sudah diberi langsung oleh Tuhan, pencipta kita, perlengkapan perang yang dapat kita pakai untuk menghadapi hidup ini dan mendapatkan damai sejahtera.
Selalu mengingat janji Tuhan yang tidak pernah dapat terusik oleh waktu, perasaan, kondisi dan gangguan adalah salah satu cara agar kita dapat melalui masa-masa yang sulit di dalam hidup ini.
Berikut ini adalah beberapa dari antaranya:
- Ketika kita merasa ragu bahwa kita tidak dapat memberikan hasil yang baik dalam sebuah pekerjaan. Ketika kita ragu akan kemampuan diri kita sendiri
“Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku – 2 Korintus 12:9
- Ketika kehilangan mata pencaharian dan muncul kecemasan akan keberlangsunan hidup keluarga
Filipi 4:6-7 – Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
- Ketika keraguan muncul dalam proses kita mencari pasangan hidup dan merasa ketakutan akan hidup sendiri
Mazmur 107:9 – Sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan
- Saya merasa tidak pantas dihadapan Tuhan karena berkali-kali jatuh kedalam dosa yang sama. Mungkin memang saya tidak pernah bisa lepas dari jerat ini.
Roma 6:22 – Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.
Kita tidak didesain oleh Tuhan untuk terus-menerus hidup dalam kecemasan dan berjuang tanpa henti untuk mengatur kondisi lingkungan disekitar. Percaya bahwa Tuhan pada akhirnya akan membawa seluruh aspek kehidupan kita kepada hidup yang lebih menyerupai Kristus dan memberikan nama-Nya kemasyhuran.
1 Petrus 5:7, “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu”
Mazmur 147: 3, “Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka”
Sekali lagi Tuhan juga meyakinkan kita bahwa Dia hadir di dalam segala kesusahan yang kita alami: Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. (Yes 43:2)
Tuhan kita adalah Tuhan yang lembut hatinya dan kebaikan-Nya tidak pernah berhenti. Kesetiaan-Nya di dalam hidup kita selalu baru setiap pagi. (Ratapan 3:23)
Dan yang terakhir, no man is an island entire of itself, every man is a piece of the continent, a part of the main. Kita juga tidak harus menjalani kerumitan kehidupan ini dalam kesendirian. Di IFGF Bandung kita memiliki group iCare yang didalamnya kita dapat saling berbagi pengalaman perjalananan dengan Kristus, seperti oasis yang kita temui ditengah-tengah perjalanan kita.
Mari kita menyongsong setiap paginya dengan harapan baru juga. Karena penyertaan Tuhan, Bapa kita, di surga, selalu baru pula setiap pagi.
Yahweh Nissi.
Oleh Ivan