HEALTH: SATURASI OKSIGEN

Saturasi oksigen adalah tolak ukur kesehatan untuk menakar besarnya kadar oksigen dalam aliran darah. Pemeriksaan kadar oksigen itu penting untuk mengetahui kondisi seseorang apakah sedang kekurangan oksigen. Hal ini penting terutama bagi penderita penyakit paru-paru, asma, pneumonia, anemia, gagal jantung, dan yang terkini covid-19.

Dilansir dari News-Medical, saturasi oksigen adalah tingkat persentase hemoglobin yang terikat oksigen atau oksihemoglobin di dalam darah. Hemoglobin merupakan bagian darah yang bertugas mengikat oksigen dan mengedarkannya ke organ, jaringan, dan sel tubuh. Setiap sel darah merah di dalam tubuh kita umumnya mengandung sekitar 270 juta hemoglobin.

Verywell Health menulis ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat saturasi oksigen,antara lain:

  • Sedikit  banyaknya kadar oksigen yang dihirup
  • Lancar atau tidaknya proses pertukaran gas di paru-paru
  • Konsentrasi hemoglobin di dalam sel darah merah
  • Tingkat kekuatan atau afinitas hemoglobin dalam mengikat oksigen

Saturasi oksigen paling sering diukur dengan dua cara, yakni dengan tes analisis gas darah dan alat pulse oximeter. Pemeriksaan ini akurat untuk melihat besarnya kadar oksigen dan karbondioksida di pembuluh darah arteri. Selain itu, tes ini juga bisa menakar kadar keasaman darah. Tes ini dapat melihat seberapa efektif kinerja paru-paru dalam membawa oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.

Cara cek saturasi oksigen dengan tes analisis gas darah dilakukan dengan mengambil sedikit sampel darah dari pembuluh darah arteri di pergelangan tangan atau selangkangan. Tes ini hanya membutuhkan waktu beberapa menit. Setelah diambil dari tubuh, sampel darah dianalisis di mesin khusus. Hasil tes analisis gas darah diukur dalam satuan milimeter merkuri (mmHg).

Cara cek saturasi oksigen dengan pulse oximeter cukup praktis, pengguna tinggal memasang alat di jari atau daun telinga. Alat kesehatan ini relatif praktis untuk digunakan secara mandiri di rumah. Hasil pengukuran pulse oximeter menggunakan satuan persen.

Besarnya saturasi oksigen normal atau di bawah normal tergantung  metode pemeriksaannya:

  • Saturasi oksigen di bawah normal dari tes analisis gas darah : kurang dari 80 mmHg
  • Saturasi oksigen di bawah normal dari pulse oximeter : kurang dari 94%

Kadar saturasi oksigen di bawah normal disebut desaturasi oksigen, yang akan menyebabkan organ kekurangan oksigen (Hipoksia)

Terdapat bebrapa tanda kekurangan oksigen yang umum dirasakan penderita, antara lain :

  • Sesak napas
  • Sakit kepala
  • Gelisah
  • Pusing
  • Napas jadi pendek-pendek atau cepat
  • Sakit dada
  • Kebingungan
  • Tekanan darah naik
  • Badan limbung
  • Penglihatan kabur
  • Mengigau
  • Detak jantung cepat
  • Warna kulit, bibir, dan jari tangan mendadak berubah

Penurunan saturasi oksigen di bawah level kritis harus ditanganin dengan pemberian oksigen tambahan.

Penderita yang terindikasi mengalami ciri-ciri kekurangan oksigen perlu waspada. Terutama jika sesak napas muncul tiba-tiba,kerap sesak napas saat tidur atau sesak napas saat olahraga. Selain itu, waspada apabila gejal kekurangan oksigen muncul disertai batuk, detak jantung cepat, dan bagian tubuh membengkak. Kekurangan oksigen tidak boleh disepelekan. Pasalnya, organ dan jaringan tubuh membutuhkan oksigen agar bisa berfungsi dengan baik. Apabila tidak mendapatkan penangan tepat, organ vital di tubuh seperti jantung dan otak bisa rusak dan berdampak fatal.

Berikut beberapa tips cara mengatasi kekurangan oksigen dalam darah :

  1. Benahi postur tubuh  

Postur tubuh yang buruk berdampak ke pernapasan dan dapat menghambat aliran oksigen yang masuk ke tubuh. Secara alami, membungkuk atau berada dalam posisi tubuh yang banyak tekanan dapat mengurangi kapasitas paru-paru dalam menyerap oksigen sampai 5%.  Ketika muncul tanda kekurangan oksigen, coba berdiri dengan tegak, lalu putar bahu ke belakang, busungkan dada ke depan, dan atur dagu dalam posisi tegak. Setelah postur tubuh sudah benar, mulai bernapas perlahan-lahan sampai kondisi membaik.

  1. Rajin olahraga

Olahraga tak hanya meningkatkan kapasitas paru-paru, tapi juga dapat menjaga berat badan tetap ideal dan jantung lebih sehat. Salah satu jenis olahraga yang baik untuk pernapasan adalah latihan aerobik. Tak perlu muluk-muluk, pilih jenis aerobik ringan seperti jalan kaki. Bangun rutinitas yang baik untuk meningkatkan oksigen ini dengan olahraga rutin setidaknya 30 menit setiap hari atau minimal 5 kali dalam 1 minggu.

  1. Ubah pola makan

Untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah, pastikan anda mengkonsumsi makanan antioksidan  seperti strawberry, blueberry, kacang merah, anggur, kurma, delima, sampai jeruk ke dalam menu sehari-hari.

  1. Rutin latihan pernapasan dalam

Selama ini banyak orang bernapas tidak beraturan. Padahal cara bernapas yang tidak tepat dalam menurunkan kadar oksigen dalam darah sampai 20%. Untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah, coba sering-seringlah latihan pernapasan dalam. Menghirup napas dalam-dalam dan teratur tak hanya meningkatkan kadar oksigen dalam darah, tapi juga bisa meningkatkan energi dan membersihkan paru-paru.

  1. Tingkatkan kualitas udara

Kualitas udara yang buruk dapat menurunkan kadar oksigen dalam darah. Untuk mengatasinya, perbaiki kualitas udara. Tingkatkan sirkulasi udara sehingga asap dan partikulat udara kotor dapat berganti dengan udara bersih kaya oksigen. Caranya bisa dengan membuka jendela dan pintu selebar-lebarnya. Jika tidak memungkinkan, gunakan pemurni udara.

  1. Terapi oksigen

Untuk kasus kekurangan oksigen dalam darah yang parah, penderita membutuhkan terapi oksigen. Dokter biasanya memberikan terapi oksigen dengan memasangkan alat bantu pernapasan di rumah sakit, atau menggunakan mesin portabel

Church, jangan lupa bersyukur atas setiap nafas kehidupan yang Tuhan berikan setiap hari. Bersyukur untuk kesehatan dan anugrahnya setiap saat. Tetap waspada dengan kondisi sekarang, patuhi anjuran pemerintah dengan mengikuti protokol kesehatan dan selalu menjaga jarak dan memakai masker kemanapun kita berpergian. Hindari kegiatan yang tidak perlu dan lindungi orangyang kita sayangi. Stay healthy and God bless……

Oleh Hanny Oktaviani dengan dr. Immanuel Wiraatmaja