HEALTH: COVID-19 PADA ANAK

Kasus covid-19 pada anak usia 0-18 tahun di Indonesia telah mencapai angka 12,5%, artinya 1 dari 8 orang yang terkonfirmasi positif covid-19 adalah anak, dengan tingkat kematian 3-5%, dan separuh dari yang meninggal adalah anak usia balita. Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dalam 3 minggu terakhir (saat artikel ini ditulis), terdapat lebih dari 100 anak yang meninggal karena covid-19.

Masalah komorbiditas pada anak kurang mendapat perhatian karena lemahnya sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Komorbiditas yang ditemukan pada kasus kematian anak akibat covid-19 antara lain: obesitas, TBC, kanker, malnutrisi, penyakit jantung kongenital, kelainan genetik, penyakit ginjal kronis, cerebral palsy, dan penyakit autoimun.

Masih banyak stigma dan misinformasi yang beredar di kalangan orang tua, misalnya ada orang tua yang beranggapan bahwa anak tidak bisa terkena covid-19. Anak yang hanya di rumah tetap berisiko tertular covid-19 dari orang tua yang masih bekerja di luar rumah atau dari pengasuhnya.

Protokol kesehatan apa saja yang bisa Parents lakukan untuk mengurangi transmisi virus covid-19?

  • Stay at home
  • Gunakan masker (>2 tahun sudah dapat menggunakan masker)
  • Jaga jarak (>2 meter)
  • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
  • Menerapkan etika batuk (tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk)
  • Disinfeksi ruangan, terutama pada area yang sering disentuh seperti gagang pintu, keran, toilet, sakelar, meja dan lain-lain
  • Vaksinasi untuk anak 12-17 tahun

IDAI merekomendasikan imunisasi covid-19 pada anak usia 12-17 tahun sebagai upaya pemutusan rantai penularan serta upaya protokol kesehatan. Vaksin yang digunakan adalah vaksin Sinovac dengan dosis 0,5 ml sebanyak 2x pemberian dengan interval minimal 28 hari.

Gejala covid-19 pada anak memang mirip seperti sakit biasa: demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sakit kepala, mual / muntah, diare, lemas, sesak nafas. Apabila anak mengalami kontak erat dengan kasus konfirmasi positif / suspek covid-19, sebaiknya melakukan karantina mandiri dan memonitor gejala yang muncul, serta melakukan tes PCR / antigen bila memungkinkan.

Apa saja tanda bahaya yang perlu diwaspadai pada saat anak isoman?

  • Demam tinggi terus menerus (> 7 hari)
  • Anak tampak sesak napas, cuping hidung kembang kempis / tarikan dinding dada saat bernapas.
  • Napas cepat:
    • 0-2 bulan: >60x/menit
    • 2-12 bulan: >50x/menit
    • 1-5 tahun: >40x/menit
    • Di atas 5 tahun: >30x/menit
  • Saturasi oksigen <95%.
  • Anak muntah / diare berulang, disertai tanda-tanda dehidrasi:
    • BAK berkurang / jarang
    • Mata tampak cekung dan kering
    • Tidak keluar air mata saat menangis
    • Bibir dan bagian dalam mulut tampak kering
  • Anak tampak lemas dan banyak tidur.
  • Tidak bisa makan dan minum / tidak mau menyusu.
  • Terjadi penurunan kesadaran / sulit dibangunkan / anak tampak bingung, tidak bisa mengenali orang tua dan lingkungan.
  • Kejang.

Segera konsultasi ke dokter dan bawa anak ke RS / fasilitas kesehatan terdekat, jangan menunda-nunda lagi!

Yuk sama-sama jaga anak-anak kita agar tidak tertular covid-19. Jangan bosan dengan protokol kesehatan dan hindari membawa anak ke kerumunan dan area dengan ventilasi tertutup. Stay safe and healthy. Our Jesus is Jehovah Rapha, and by His wounds we are healed!

                                                                                                                  – Nike L. –