CERITA PENYINTAS COVID-19

Hi Church, apa kabarnya kalian semua? Saya harap kita semua dalam keadaan luar biasa dan senantiasa sehat. Kali ini saya telah mewawancarai beberapa jemaat kita sebagai penyintas Covid.

Berikut hasil wawancara penulis dengan salah satu jemaat kita, Bapak D.  Beliau sangat disiplin dalam menjaga prokes dan rajin mengkonsumsi vitamin. Tapi kok bisa kena yah?

Suatu hari Bapak D menolong Ibunya yang sakit diabetes, beliau mesti membawanya ke UGD. Protokol rumah sakit menyebutkan supaya pasien dapat dirawat di ruang isolasi RS, pengantar harus melewati test PCR dulu dan ternyata hasilnya positif. Namun sebelum pulang ke rumah, beliau tidak lupa untuk swab antigen yang hasilnya ternyata negatif.

Satu bulan kemudian, setelah Ibunda Bapak D pindah kamar perawatan dari ruang isolasi ke kamar perawatan normal. Dengan kepindahan ini , pihak keluarga menjaga secara bergiliran selama hampir satu bulan. Pada saat giliran Bapak D jaga di RS, pekerjaan juga sedang menumpuk dan waktu istirahat pun berkurang dan tidak teratur selama beberapa hari. Lalu muncullah gejala seperti meriang dan demam yang coba diatasi dengan istirahat dan obat umum seperti panadol tidak juga membaik. Beliau memutuskan untuk tes PCR dan karena hasilnya positif, Bapak D memutuskan untuk isolasi mandiri (isoman) dan memisahkan diri dari keluarga. 

Sehari sebelum isoman dijalankan, Bapak D mendapat kabar dari dokter yang merawat Ibunya sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah dengan syarat harus tersedia supplay oksigen 24 jam. Hal  ini jadi sebuah masalah baru lagi karena pada saat hal ini terjadi, isi ulang tabung oksigen sulit didapatkan karena ketersediaan amat terbatas. Puji Tuhan, tim pastoral dari IFGF dapat memberi bantuan penggunaan oxygen concentrator. Masalah lain adalah ketidak tersediaan obat dan yang kemudian juga dengan bantuan dari IFGF dan dokter Yoel dari IFGF dapat teratasi.

Berbeda dengan Bapak D,  cerita penyintas covid lain- Ibu E.  Ibu E bercerita beliau terkena ketika makan di restoran yang penuh orang. Restoran tersebut berada di tempat terbuka dan ada kipas angin. Dan dari kipas angin tersebutlah virus menyebar. Keesokan harinya beliau dan sang suami mengalami gejala batuk kecil, sedikit gatal. Hari ke dua dicek antigen reaktif dan PCR negatif. Hari ke tiga mengalami demam, batuk dan demam 39°.  Beliau lalu konsultasi ke dokter via online dan memilih dokter yang biasa menanganin covid dan pasien banyak sembuh. Hari ke tiga beliau minum obat antibiotik, antivirus dan paracetamol. Pada hari ke sepuluh dites dan hasilnya negatif. Beliau melakukan isoman di rumah. Sementara anak-anak  dipindah rumah dan di karantina mandiri di rumah kosong lalu di titipkan ke rumah kakek nenek.

Bapak D bercerita, “Isoman itu memang membosankan, tetapi ini memberi kesempatan untuk dia dapat banyak menyaksikan kebaikkan dan kemurahan Tuhan bekerja dalam hidup.” Mazmur 73: 25-26 mengingatkan kembali bahwa tidak ada yang lain yang diingini di bumi, selain hanya Allah, Gunung batu tempat perlindungan untuk dapat terus menceritakan segala pekerjaan-Nya. Tuhan membawa dia ke posisi keintiman dengan-Nya lebih dalam lagi melalui doa dan penyembahan untuk bangsa-bangsa, Tuhan menguatkan Bapak D kembali tentang pentingnya agar tetap mempertahankan mezbah doa dan perjamuan kudus keluarga disaat terpisah karena isoman dengan keluarga.

Nah, pesan untuk  yang tidak terkena covid:

  • Jangan biarkan tubuh kurang istirahat, tidurlah cukup 8 jam/hari. (kurang istirahat/ tidur berbahaya karena menyebabkan imunitas menurun).
  • lindungi diri dengan tetap mengkonsumsi vitamin.
  • Upayakan untuk bisa divaksin.  
  • patuhi protokol kesehatan dari pemerintah

Pesan khusus untuk anda yang sedang berjuang melawan covid: 

  • Pertama, Jangan khawatir dan panik. Stress berbahaya dan justru melemahkan imunitas tubuh.
  • Istirahat dengan tidur yang cukup .
  • Update dengan konsultasi ke dokter dari hari ke hari karena progress virus dapat berbeda-beda tergantung individu.Cek thorax dan dimmer (kekentalan darah). Kasus pengentalan darah dan badai sitokin benar-benar serius jadi jangan dianggap remeh.
  • Konsumsi makanan bergizi, makan makanan sehat dan hindari gorengan, jauhi gula dan lemak
  • Berjemur setiap pagi. Setelah demam reda, berolahraga ringan karena virus tidak bisa diajak diam.  
  • Isoman bisa dijadikan sebagai kesempatan untuk membangun keintiman dengan Tuhan secara totalitas.
  • Covid harus segera diobati sebelum sesak nafas, apalagi jika memiliki riwayat penyakit bawaan (comorbid).

Church, mari jaga kesehatan kita dan lindungi orang di sekitar kita, ikuti anjuran pemerintah dan bangun hubungan intim dengan Tuhan lebih lagi di kala sehat juga.

Oleh Hanny Oktaviani