MENGAPA BERPUASA?

 58:3 “Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannyajuga?” Sesungguhnya, pada hari puasamuengkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. 58:4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengardi tempat tinggi. 58:5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN? 58:6 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, 58:7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! 58:8 Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu. 58:9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, 58:10 apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. 58:11 TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. 58:12 Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan “yang memperbaiki tembok yang tembus “, “yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni”. (Yesaya 58:3-12)

“Aku berdoa meminta kesembuhan, tapi kapan kesembuhan itu terjadi?”
“Aku perlu financial breakthrough, tetapi Engkau seperti terdiam tak memberi jawaban.”
“Aku ingin pernikahan ini berhasil, tetapi pasanganku ngga kunjung berubah, apakah Engkau masih peduli?”

Ini hanya sebagian kecil dari ilustrasi yang mungkin sangat familiar bagi kita semua. Kita ingin jawaban, kita ingin melihat Tuhan bekerja secara ajaib dan luar biasa, tanpa kita berbuat apa-apa. Tapi seringkali tidak demikian cara kerja Tuhan. Melalui banyak cerita di Alkitab, kita bisa menemukan bahwa Tuhan mengizinkan adanya keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan kita, atau masalah, untuk melatih kita menjadi dewasa.

Berdoa dan berpuasa merupakan undangan untuk kita semua. Merupakan suatu bentuk disiplin rohani, dan bentuk penyembahan yang disukai oleh Allah, ketika dilakukan dengan motivasi yang benar dan sungguh-sungguh. Puasa bisa dilakukan sebagai langkah awal yang akan membantu kita berjalan menemukan jawaban atas hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan kita, atau di luar kendali kita.

Seringkali, hal yang membuat kita menjauh dari keadaan yang kita harapkan adalah diri kita sendiri. Kita begitu sibuk dengan urusan kita dan lupa untuk menempatkan Tuhan pada tempat yang paling utama dan terutama. Kita tidak punya waktu untuk itu, kita sibuk dengan dunia kita dan memaksakan Tuhan untuk memenuhi segala hal yang kita perlukan untuk bertahan hidup di dunia ini.

Tanggal 2 Januari – 22 Januari 2022, Gereja IFGF di seluruh belahan dunia kembali mengadakan “21 hari Doa dan Puasa”, dengan tema tahun 2022, yaitu “ALIVE in Clarity”. Saya rasa tema ini bukan suatu kebetulan, kita perlu kembali memperjelas apa rencana Tuhan dalam setiap kehidupan kita, sehingga kita semua bisa level up, dan bisa mengalami breakthrough di dalam setiap aspek kehidupan kita.

Ada beberapa hal yang perlu kita pahami betul ketika kita memasuki periode doa dan puasa ini.

1. Berpuasa bukanlah suatu ritual keagamaan yang ditujukan untuk mendapatkan berkat tertentu.
Banyak orang beranggapan, jika berpuasa sekian lama, maka doanya akan dikabulkan. Puasa bukan mantra untuk mengabulkan doa-doa dan permohonan kita. Berpuasa bukan untuk mengurus urusan-urusan pribadi kita sendiri, tapi kita  berpuasa lebih untuk orang lain, untuk jiwa-jiwa yang terhilang.

2. Berpuasa bertujuan untuk mengubah pribadi kita bukan pribadi Allah
Melalui doa dan puasa kita meningkatkan level kerohanian kita untuk lebih peka dan semakin mengerti kehendak Tuhan dalam kehidupan kita. Kita dibawa untuk mengganti fokus kita dalam menjalani kehidupan, yaitu bukan self-centered life, tetapi Christ-centered life. Sehingga kita mulai menyesuaikan dan menyelaraskan kehidupan kita dengan kehendak Tuhan.

3. Berpuasa bukan soal tidak makan atau minum tetapi soal menempatkan Tuhan di tempat yang utama dan terutama. Jadi bukan metode puasanya yang terutama di sini, tetapi sikap hati kita, dan motivasi kita.

Puasa sebaiknya dilakukan secara pribadi, individu, dan rahasia. Cukup antara Anda pribadi dengan Tuhan saja. Puasa bisa berbeda-beda setiap individu, jadi tidak bisa dipaksakan. Ada Puasa Daniel (pantang daging dan anggur), Puasa Esther (tidak makan dan minum selama 3 hari), ada juga Puasa Yesus (tidak makan 40 hari, 40 malam), dll.

Kita bisa melakukan puasa dengan tidak makan, tetapi tetap minum cairan (air/jus), bisa juga mengurangi jadwal makan dalam sehari, atau memilih tidak makan makanan tertentu (daging, makanan manis, makanan yang kita sukai), atau ada juga puasa hal lain, seperti puasa main game, puasa media social, puasa nonton drama Korea, dll. Yang terpenting adalah ada bentuk pengorbanan yang kita lakukan, mengikis kedagingan kita, dan menggantinya dengan kegiatan mencari hadirat Tuhan (pujian penyembahan, merenungkan Firman Tuhan, mendoakan orang lain). Dengan berpuasa berarti kita merendahkan diri kita di hadapan Tuhan, melepaskan hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, dan membuat diri kita menjadi lebih peka akan kehendak Tuhan.

Jangan memaksakan diri untuk berpuasa yang berkaitan dengan makan dan minum apabila Anda memiliki kondisi medis yang tidak mendukung Anda untuk berpuasa. Tetapi mari kita mengkhususkan periode ini untuk sungguh-seungguh masuk dalam doa dan penyembahan, membuka hati kita untuk mau diubahkan dan berjalan selaras dengan apa yang menjadi kehendak Tuhan, lebih peka terhadap orang-orang yang Tuhan ijinkan ada di sekitar kita, serta membawa mereka dalam doa. Saya berdoa semoga janji Tuhan di Yesaya 58 : 8-12 di atas menjadi bagian kita semua. Happy fasting, God bless !

Oleh Ivana