Secara resmi, pandemi Covid-19 dimulai di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 ketika kasus coronavirus pertama kali ditemukan di Indonesia. Dan sejak saat itu pula, kehidupan kita sebagai rakyat Indonesia berubah drastis. Banyak dari kita yang bertanya-tanya kapankah pandemi ini bisa dinyatakan selesai, ataukah bagaimana kehidupan kita berlangsung setelah semua ini berakhir. Satu hal yang pasti, perubahan dan lembah kekelaman akan muncul selama kita hidup di dunia ini.
Pada saat pandemi Covid-19 dimulai banyak artikel yang memuat bagaimana kita dapat tetap terus menjadi manusia yang produktif, bagaimana bagi mereka yang cukup beruntung masih memiliki pekerjaan untuk dapat produktif bekerja dari rumah, bagaimana kita dapat terus mengasah diri agar menjadi manusia yang lebih baik setelah keluar dari krisis ini. Tapi, bagaimana dengan mereka yang tidak sanggup atau tidak memiliki privilege untuk tetap produktif di masa krisis ini?
Percakapan dengan seorang kawan beberapa waktu yang lalu membuat saya berpikir bahwa menambahkan hal-hal ke dalam otak kita, ke dalam pikiran kita itu adalah hal yang baik, namun alangkah lebih baiknya ketika hati kita terisi.
Mengisi hati di masa krisis seperti ini?!
Dimana tidak ada hal yang menentu?
Ketika berita hari ini membawa kabar baik kemudian kabar buruk keesokan harinya?
Ketika para ahli dan manusia-manusia luar biasa dengan sederet gelar pun terus berdebat akan apa yang harus dilakukan, akan apa yang terjadi di masa depan?
Saya pun berpikir, “Bagaimana mungkin ?!”
Penulis pun diingatkan dengan kehidupan Daud. Di Alkitab diceritakan bahwa kehidupan Daud adalah hidup yang sangat keras, diantara mencoba kabur dari musuh-musuhnya atau pergi untuk berperang. Bahkan acap kali Daud berbicara tentang dirinya merasa letih dan tidak lagi berpengharapan, merasa sendiri dan ditinggalkan bahkan oleh Tuhan.
Namun dalam Mazmur 23, Daud berkata, “…Tuhan adalah gembalaku… Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang.”
Sungguh suatu gambaran yang luar biasa! Bukan atas keinginan pribadi Daud untuk dia dapat beristirahat dengan tenang, tapi karena inisiatif dari Tuhan sendiri yang membawa Daud agar dia dapat beristirahat!
Kita merasa bahwa makna dari produktif adalah berhasil melakukan sesuatu hal atau bahkan banyak hal dalam satu periode tertentu. Namun yang lebih baik adalah kita melakukan hal yang benar. Seorang CEO perusahaan multinasional dapat saja bekerja untuk mengirim dan menerima surat yang masuk dari setiap perusahaannya. Tapi hal tersebut menghindarkan dia dari melakukan hal yang benar, mengikuti rapat-rapat pemegang saham dan dengan badan pemerintah.
Begitu juga kita sebagai anak Allah, kita ditugaskan untuk melakukan misi yang diberikan Tuhan kepada kita masing-masing, untuk tetap setia. Mungkin ini waktu bagi kita untuk dapat mengatur ulang prioritas dalam hidup kita kembali; keluarga, pelayanan di dalam gereja maupun di luar wilayah gereja, pekerjaan yang kita lakukan. Apa yang seharusnya kita lakukan dan hal-hal yang bisa kita tangguhkan.
Mungkin juga waktu-waktu ini disediakan oleh Tuhan bagi beberapa dari kita untuk beristirahat; Sabat. Sabat sendiri lebih dari sekedar waktu untuk beristirahat, untuk mencukupkan diri dengan apa yang sudah kita miliki, itu adalah waktu untuk kita berdamai dengan diri kita sendiri, berdamai dengan fakta bahwa manusia tidak diciptakan hanya untuk bekerja, hanya untuk didera oleh permasalahan dan beban terus menerus. Sabat memberikan kita waktu untuk merefleksikan diri, untuk mengambil waktu tenang, waktu untuk kita dapat merasakan damai yang sudah diberikan oleh Tuhan.
Jadi tidak perlu merasa rendah diri atau bingung ketika kita melihat diri kita tidak se-produktif orang lain di media sosial. Setiap dari kita berada di musim yang berbeda meskipun kita dalam kondisi global yang sama. Mari kita tarik harapan kita kembali kepada Tuhan, sumber harapan yang tidak pernah berhenti untuk memancar.
Tidak ada yang bisa dengan pasti menentukan kapan musim ini akan berakhir. PSBB akan berakhir dan banyak dari kita yang akan kembali bekerja di kondisi yang masih belum jelas bagaimana. Tapi satu hal yang pasti bahwa masa depan kita akan berubah untuk waktu yang lama karena Covid-19. Untuk sekarang,kita berada di waktu untuk dapat beristirahat, berkreasi, merestorasi, berdiam, berjuang, sesuai dengan apa yang Tuhan sudah berikan di tangan kita masing-masing.
Mazmur 91:4-6
4 Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau,
di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung,
kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.
5 Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam,
terhadap panah yang terbang di waktu siang,
6 terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap,
terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.
Ditulis oleh Ivan