Saya rasa belum terlambat untuk mengucapkan selamat hari Natal dan Tahun baru 2021, dan mari kita bersama-sama mewarnai dan memaknai tahun yang baru ini dengan semua tenaga dan harapan yang sempat tersimpan di tahun kemarin. Let’s start 2021 with a new hope.
Di tahun yang baru ini ada sebuah harapan (saya harap semua dari saudara masih berharap) ada sebuah ekspektasi untuk musim yang baru dari seri pandemi ini. Saya rasa bukan hanya saya saja yang berharap semua hal akan menjadi normal seperti ketika pandemi belum melanda.
Saya sedang membayangkan apabila pandemi ini berlangsung 10 tahun lebih awal, di saat kita belum kenal dengan aplikasi meeting online, belum semua orang menggunakan smartphone, teknologi mobile internet belum secepat sekarang, bahkan platform chat yang sekarang menjadi aplikasi wajib di telepon saudara belum populer. Apabila pandemi betul terjadi 10 tahun lalu, sedang apakah kita? Apakah kita akan siap juga dengan pandemi? Apakah kita akan lebih baik dalam menghadapinya? Belum tentu. Bagaimana jika ternyata ini semua hanya mimpi buruk dan pandemi masih 10 tahun ke depan, dengan pertanyaan yang sama apakah kita akan menghadapinya dengan lebih baik? Belum tentu.
Tuhan memilih dan mengijinkan generasi ini, dengan teknologi yang sebegini, dengan segala kemudahan dan kesulitannya untuk menghadapi pandemi ini. Ini adalah waktu yang paling tepat bagi Tuhan. We are chosen and destined to face this world pandemic together. Kenapa? Saya rasa problem terbesarnya bukan kenapa, tetapi apa kriterianya sehingga Tuhan menetapkan kita menjadi generasi yang terpilih untuk melewati pandemi ini? Kualitas apa yang ada pada kita sehingga Dia memilih kita untuk ada di generasi ini? Sumbangsih atau kontribusi apa yang bisa kita berikan sehingga kita dipilih? hmmm…
Dalam surat Rasul Petrus ada tertulis, “ Namun, kamu adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani , bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri supaya kamu dapat memberitakan kebaikan-kebaikan-Nya, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan menuju kepada terang-Nya yang ajaib. “
Mari kita baca pelan-pelan satu perikop itu dan renungkan. Tidak ada satupun kriteria disebutkan dalam 1 Petrus 2 yang membuat kita ini bisa menjadi bangsa yang terpilih dan imamat yang rajani. Jika kita menyelidikinya lebih lanjut, kita malah akan menemukan bahwa Tuhan hanya menetapkan saja hak istimewa sebagai bangsa terpilih itu hanya pada mereka yang percaya, cukup percaya saja dan langsung terpilih. Just like that. Kok begitu? karena memang menjadi bangsa terpilih adalah keputusan Tuhan dan pilihan Tuhan bukan prestasi kita. Saya ulangi, menjadi chosen generation and a royal priesthood itu bukan karena kebisaan dan kemampuan kita, tetapi karena anugerah Tuhan semata. Kita semua dipilih menjadi bangsa yang kudus karena anugerahNYA, kita nggak bisa jadi kudus dengan kekuatan kita sendiri, kita tidak dipilih karena kita kudus, tetapi dia memilih kita dan memutuskan untuk menguduskan kita bahkan ketika kondisi kita jauh dari kudus. Kita ini tidak layak menjadi terangNYA, tetapi Dia memberikan anugerahNYA supaya kita ini layak menjadi terangNYA.
Tahun ini dengan tema besar Greater Destiny dan juga tema bulan Januari kita Chosen and Destined. Mari kita sadar sepenuhnya bahwa bukan karena kuat dan gagah tetapi karena kebaikan Tuhan kita bisa dipilih dan jadikan anak. Sebuah anugerah yang tidak murah tetapi kita terima secara cuma-cuma, karena kita tidak akan sanggup bayar. AnugerahNYA saja cukup buat jadi modal kita menjalani 2021 dengan kepala tegak dan langkah yang ringan, 2020 has been a wonderful year, 2021 is going to be marvelous. Grace grace to the new hope!
Oleh Ps. Yohanes Kusika