SIMPLICITY WORKS

Halo semuanya,

Sungguh senang bisa berada bersama dengan anda melewati bulan September, sekarang kita di bulan Oktober. Tema kita di bulan ini adalah simplicity works. Apa itu simplicity works? Simplicity Work adalah sesuatu yang simple sebetulnya bukan hanya bisa dilaksanakan, tapi mempermudah kehidupan kita. Di tengah dunia yang begini kompleks, seringkali kita maunya menjadi rumit. Kita berpikir bahwa ketika banyak hal bisa kita dikerjakan maka kita menjadi produktif. Tetapi Firman Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa Yesus sendiri berpikir dengan sangat sederhana dan mengajarkan kita juga untuk berpikir demikian.

Rasul-rasul tidak mempunyai formula yang khusus ketika menjalankan gereja di zaman perjanjian baru. Dikatakan bahwa mereka berkumpul, memecahkan roti dan berdoa. Jadi mereka mengandalkan yang namanya prayer, meditation, proclamation dan kemudian fellowship. Mereka berdoa, mereka merenungkan pengajaran dari rasul-rasul, mereka memproklamirkan bahwa Yesus adalah Tuhan, bahwa Yesus mati dan bangkit buat umat manusia dan kemudian mereka ahli untuk berkumpul dalam kelompok kecil dan juga dalam kelompok yang besar.

Demikian juga dengan Paulus, dia menggunakan metode yang sama. Dia pergi di mana ada orang di situ. Dia pergi ke kota-kota perdagangan yang besar dan kalau di kota itu ada orang Yahudi maka yang dikunjungi pertama kali adalah Synagogue, tempat ibadah orang Yahudi pada zaman itu. Kemudian dia pergi ke pasar dan ke tempat di mana orang berkumpul untuk melakukan kehidupan sehari-hari. Jadi di mana ada orang, di situ dia ada.

Demikian juga ketika murid-murid di gereja mula-mula memilih pemimpin untuk dikirim dan diutus ke mana-mana. Mereka mengandalkan Tuhan dengan berdoa dan berpuasa dan mencari wajah Tuhan. Metode yang sangat simple yang mungkin seringkali ditinggalkan dalam kehidupan saat ini. Bagaimana kita bisa pray, kita bisa meditate dan kemudian kita bisa menjalin fellowship sambil kita proclaim?

Apabila kita melihat di dalam penggembalaan di gereja mula-mula, mereka selalu menggunakan kelompok yang kecil. Mereka menggunakan rumah-rumah dari jemaat. Tidak banyak diaken yang bertugas untuk membagikan makanan. Mereka tidak perlu tim yang terlalu besar. Tidak banyak tim yang dikirim untuk menginjil, bahkan beberapa kali kita melihat hanya satu orang seperti Filipus yang diutus untuk memerintahkan Firman kepada sida-sida.

Hari-hari ini kita punya begitu banyak pilihan. Kita memiliki begitu banyak bahan pengajaran yang bisa kita dapatkan dari google, dari sosial media, sehingga membuat kehidupan orang menjadi clustered atau penuh dengan segala macam jawaban. Tetapi banyak dari jawaban itu justru membingungkan. Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan sebetulnya merupakan sesuatu yang sederhana. Tuhan menciptakan dunia tidak dalam 100 hari, tetapi di dalam 6 hari. Tetapi Ketika Tuhan menciptakan dalam 6 hari, semua esensi yang penting yang diperlukan untuk kehidupan ada di situ.

Yesus pun adalah seorang yang melakukan pelayanan dengan sederhana. Tidak pernah tertulis bahwa Dia berlari, tapi Dia selalu berjalan. Tetapi dalam tiga setengah tahun Dia melakukan begitu banyak hal. Bahkan sampai menyelamatkan dunia ini dari dosa dan maut. Yang Dia lakukan adalah sederhana. Sebelum memilih murid-muridNya, Yesus berdoa. Dan kemudian Dia mengajar murid-muridnya dengan berjalan bersama dengan mereka, bercakap-cakap dengan mereka dan kemudian Yesus memberitahukan kepada mereka dengan perbuatanNya.

Yesus memberikan contoh kepada murid-muridNya bagaimana seharusnya melakukan pelayanan. Setelah itu setelah turunnya Roh Kudus atau Pentakosta. Gereja terbentuk sampai hari ini. Gereja Tuhan meluaskan dirinya sampai ke seluruh seluruh dunia. Yesus adalah pribadi yang sederhana dan Dia menggunakan metode yang kelihatannya natural tetapi sesungguhnya di dalamnya penuh dengan hal yang Supernatural. Karena Dia selalu mengandalkan prayer, meditation, proclamation dan fellowship di dalam kehidupan gereja.

Hari ini banyak orang yang bertanya kepada saya bagaimana caranya menumbuhkan gereja? Menurut saya sama saja dengan 2000 tahun yang lalu, yaitu setiap dari kita harus setia dalam pengajaran. Artinya adalah bertumbuh dalam gereja dan juga setia dalam iCare atau kelompok kecil dan tidak hanya mengandalkan kelompok besar dalam ibadah minggu. Selalu bertemu dengan orang satu demi satu satu demi satu, 1 on 1. Sehingga kalau punya visi sebagai pemimpin tidak perlu selalu diumumkan, tapi visi itu bisa dibagikan ke dalam hati setiap orang yang memang mampu untuk menyandang beban tersebut.

Saya berdoa semua dari anda berada dalam keadaan baik, dalam keadaan sehat dan kita akan terus melayani Tuhan.

Ad majorem Dei gloriam,
Ps Sam and Naf Hartanto