PASTORAL DESK: CHOOSE TO HONOR
Greetings Church,
Selamat datang di bulan November! Tidak terasa kita sudah hampir sampai di penghujung tahun 2025. Saya berdoa Anda semua tetap dalam keadaan sehat, bersemangat, dan terus berjalan dalam kasih karunia Tuhan yang memimpin setiap langkah hidup kita.
Tema kita bulan ini adalah “Choose to Honor.” Tema ini mengingatkan kita bahwa kehormatan (honor) bukan sekadar tindakan sopan atau penghargaan lahiriah, tetapi sebuah postur hati yang lahir dari pengenalan akan Tuhan. Dalam budaya dunia yang sering kali menilai seseorang berdasarkan pencapaian, status, atau posisi, Firman Tuhan mengajarkan nilai yang lebih dalam untuk menghormati bukan karena siapa seseorang di mata manusia, tetapi karena siapa Tuhan di baliknya.
Dalam 1 Samuel 24 dan 26, kita melihat dua momen penting dalam kehidupan Daud. Dua kali ia memiliki kesempatan untuk membunuh Saul, raja yang sedang berusaha mengambil nyawanya. Secara manusia, Daud punya alasan yang sangat kuat untuk membalas dendam. Tetapi ia memilih jalan yang berbeda: jalan kehormatan.
“Tetapi kata Daud kepada orang-orangnya: Jauhkanlah kiranya aku daripada TUHAN untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.”
(1 Samuel 24:7)
Keputusan Daud bukan hanya soal menghormati seorang raja, tetapi menghormati Tuhan yang mengurapi raja itu. Ia tahu bahwa transisi dalam Kerajaan Allah tidak pernah boleh menghapus nilai kehormatan. Meskipun Saul tidak lagi berjalan dalam kehendak Tuhan, Daud tetap memilih untuk menghormati posisi dan urapan yang Tuhan pernah taruh atasnya.
Inilah yang membedakan hati seorang yang hidup dekat dengan Tuhan. Ia tidak bertindak berdasarkan emosi atau peluang, tetapi berdasarkan prinsip kebenaran. Daud tahu jika ia membalas dengan tangan sendiri mungkin akan mempercepat hasil, tetapi menghormati Tuhan akan menghasilkan buah yang kekal.
Kita hidup di masa di mana kehormatan sering kali hilang terhadap pemimpin, terhadap sesama, bahkan dalam keluarga. Namun, budaya Kerajaan Allah memanggil kita untuk hidup berbeda. Kehormatan bukan hanya diberikan kepada mereka yang layak, tetapi juga kepada mereka yang Tuhan izinkan hadir dalam hidup kita, bahkan jika mereka sulit untuk dihormati.
Sepanjang bulan ini, mari kita merenungkan bersama:
● Apakah saya masih memiliki hati yang memilih untuk menghormati meskipun situasi tidak mudah?
● Apakah saya menghormati hanya karena posisi seseorang, atau karena saya menghormati Tuhan yang menempatkannya?
● Apakah saya membangun budaya kehormatan di rumah, di tempat kerja, dan dalam pelayanan saya.
Ketika kita memilih untuk menghormati, kita sesungguhnya sedang menaruh Tuhan kembali di tempat yang tertinggi dalam hidup kita. Honor is not about them — it’s about Him. Kehormatan adalah bentuk penyembahan yang nyata, yang lahir dari hati yang takut akan Tuhan.
Saya berdoa disepanjang bulan November ini, kita semua dimampukan untuk Choose to Honor dalam perkataan, sikap, dan keputusan. Sebab di setiap transisi, Tuhan selalu bekerja melalui hati yang memilih untuk tetap menghormati.
Ad majorem Dei gloriam,
Ps. Sam and Naf Hartanto