PASTORAL DESK: ASK RIGHT
Greetings Church,
Selamat datang di bulan Juni, bulan terakhir dari semester pertama tahun 2025. Tidak terasa, hampir setengah tahun telah kita lewati bersama. Saya berdoa Anda semua berada dalam keadaan baik dan berjalan dalam pace yang tepat, tidak terlalu cepat, tidak terlalu lambat, namun terus bersandar pada tuntunan Tuhan dalam setiap langkah.
Tema bulan ini adalah “Ask Right”, sebuah ajakan untuk bukan hanya meminta yang tepat, tetapi juga bertanya dengan benar dalam perjalanan kita bersama dengan Tuhan.
Dalam 1 Samuel 8, diceritakan bagaimana bangsa Israel datang kepada Samuel dan menyampaikan sebuah permintaan:
“Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain.”
1 Samuel 8:5“Waktu mereka berkata: ‘Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami,’ perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN.”
1 Samuel 8:6
Secara kasat mata, permintaan ini terlihat wajar. Bahkan permintaan tersebut sudah dinubuatkan dalam Kitab Ulangan:
“Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan telah mendudukinya dan diam di sana, kemudian engkau berkata: Aku mau mengangkat raja atasku, seperti segala bangsa yang di sekelilingku, maka hanyalah raja yang dipilih TUHAN, Allahmu, yang harus kau angkat atasmu.”
Ulangan 17:14–15a
Namun ternyata, yang membuat permintaan bangsa Israel ini menyakitkan hati Tuhan bukan hanya isi permintaannya, tetapi sikap hati dan tujuan di baliknya.
Dalam bahasa aslinya, kata “memerintah” dalam permintaan mereka menggunakan kata “sopte”, yang artinya menjadi hakim, mengadili, dan mengeksekusi keadilan. Mereka tidak sekadar meminta raja, mereka meminta sistem pemerintahan dan penghakiman yang mengambil alih posisi Tuhan.
Tuhan kemudian berkata kepada Samuel:
“Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.”
1 Samuel 8:7
Adalah baik untuk kita bisa merenungkan kembali bagaimana hubungan kita dengan Dia.
- Tidak ada yang salah dengan meminta berkat, tapi salah ketika kita mengutamakan berkat di atas Pemberi Berkat.
- Tidak ada yang salah dengan meminta petunjuk, tapi salah jika kita lebih ingin tahu kehendakNya daripada mengenal hatiNya.
- Tidak ada yang salah dengan meminta Tuhan menolong kita, tapi salah jika kita hanya menginginkan pertolonganNya di saat sulit, namun melupakanNya di hari-hari biasa.
Terkadang, permintaan kita sangat masuk akal. Sangat manusiawi. Sangat “lumrah”. Tapi tidak semua yang lumrah adalah benar di mata Tuhan. Yang penting bukan hanya apa yang kita minta, tetapi mengapa kita memintanya, dan siapa yang tetap duduk di takhta hati kita.
Sepanjang bulan ini, mari kita belajar untuk Ask Right. Belajar untuk meminta dengan hati yang benar, dan bertanya dengan kerinduan untuk mengenal Tuhan lebih dalam. Bukan hanya supaya kuasaNya terjadi atas kita, tetapi supaya kemitraan denganNya terjalin setiap hari.
Doa saya, Anda dan saya semakin dewasa dalam relasi kita dengan Tuhan. Bukan hanya penuh permintaan, tapi juga penuh penyembahan. Bukan hanya penuh tanya, tapi juga penuh penyerahan.
Ad majorem Dei gloriam,
Ps. Sam and Naf Hartanto